Jumat, 09 Agustus 2013

Hidayah Tuhan
Tuhan memberikan hidayah-Nya kepada manusia dalam empat tingkatan, pertama hidayah instink, dengan instink manusia diberitahu dengan haus ketika tubuhnya membutuhkan air, diberitahu dengan lapar ketika tubuhnya membutuhkan makanan dan diberitahu dengan kantuk ketika tubuhnya memerlukan istirahat (tidur).
kedua hidayah indera, dengan panca indera manusia diberitahu tentang rasa yang berbeda-beda, wujud sesuatu yang berbeda. kedua hidayah ini merupakan hidayah basyariah yang juga diberikan kepada hewan.
ketiga hidayah akal, dengan akal (maksudnya akal sebagai kesatuan sistem kejiwaan yang bisa berfikir dan merasa) manusia diberi kemampuan untuk memecahkan masalah, untuk membedakan nilai-nilai yang baik dari yang buruk, juga berimajinasi. akal bisa menemukan kebenaran tetapi bukan menentukannya. kebenaran akal bersifat relatif, bisa mencapai kebenaran tinggi seperti yang dicapai oleh al-aqlu as-salim, tetapi juga bisa tersesat sehingga persepsinya terbalik, yang benar dianggap salah dan yang salah dianggap benar, yakni ketika akalnya dikuasai oleh dorongan syahwat dan hawa nafsu. oleh karena itu akal bisa menjamin manusia mencapai kebenaran, karena seribu akal bisa memiliki seribu macam kebenaran.
keempat hidayah wahyu. wahyu merupakan hidayah yang tertinggi, yang kebenarannya tidak diragukan (La Rioba Fihi). akan tetapi untuk bisa memahami kebenaran wahyu, disamping dituntut adanya kejujuran dan konsisten berfikir dan tafakur, juga ada faktor kehendak Tuhan. Nabi sendiri tidak bisa memberi hidayah kepada orang lain yang didinginkan, karena hidayah merupakan hak preogratif Tuhan. paman Nabi, Abdul Mutholib yang begitu besar jasanya membela Nabi Muhammad SAW hingga akhir hayat tidak memperoleh hidayah tauhid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar